Dua miliar orang di dunia yang sulit mendapatkan akses kesehatan menyentuh hati gadis ini untuk menciptakan sebuah perangkat seluler yang sekaligus berfungsi sebagai alat medis.
Catherine Wong, 17 tahun, menciptakan electrocadiogram atau alat pengecek jantung portable yang mengantarkan data melalui jaringan telepon seluler. Maksudnya adalah ponsel yang sekaligus berfungsi sebagai alat pengecek jantung.
Alat yang diciptakannya akan memungkinkan banyak orang dengan akses kesehatan terbatas namun memiliki ponsel, bisa mengetahui kondisi kesehatan mereka dengan melakukan pengecekan jantung di ponsel.
Perangkat ini menggunakan komponen elektronik untuk mendeteksi sinyal elektrik yang dihasilkan jantung, kemudian mentransfernya melalui ponsel ke petugas kesehatan profesional yang kemudian akan menganalisa detak jantung mereka.
Setelah berbulan-bulan mengembangkanya, ia berhasil menghubungkan electrocadiogram ke ponsel menggunakan sinyal wireless dari Bluetooth. Selanjutnya, berkat aplikasi Java yang berhasil diotak-atiknya, irama detak jantung dapat terlihat pada layar ponsel.
Ia mengakui, alat buatannya ini masih perlu dikembangkan lagi. Dalam mengembangkan alat ini, ia banyak dibantu oleh guru fisikanya, terutama dalam urusan engineering elektrik dan aspek pemrograman Java.
Ini nampaknya merupakan peluang bisnis bagi para produsen ponsel untuk membeli lisensi patennya. Dan nampaknya (sepertinya) Apple tertarik.
Catherine Wong, 17 tahun, menciptakan electrocadiogram atau alat pengecek jantung portable yang mengantarkan data melalui jaringan telepon seluler. Maksudnya adalah ponsel yang sekaligus berfungsi sebagai alat pengecek jantung.
Alat yang diciptakannya akan memungkinkan banyak orang dengan akses kesehatan terbatas namun memiliki ponsel, bisa mengetahui kondisi kesehatan mereka dengan melakukan pengecekan jantung di ponsel.
Perangkat ini menggunakan komponen elektronik untuk mendeteksi sinyal elektrik yang dihasilkan jantung, kemudian mentransfernya melalui ponsel ke petugas kesehatan profesional yang kemudian akan menganalisa detak jantung mereka.
Setelah berbulan-bulan mengembangkanya, ia berhasil menghubungkan electrocadiogram ke ponsel menggunakan sinyal wireless dari Bluetooth. Selanjutnya, berkat aplikasi Java yang berhasil diotak-atiknya, irama detak jantung dapat terlihat pada layar ponsel.
Ia mengakui, alat buatannya ini masih perlu dikembangkan lagi. Dalam mengembangkan alat ini, ia banyak dibantu oleh guru fisikanya, terutama dalam urusan engineering elektrik dan aspek pemrograman Java.
Ini nampaknya merupakan peluang bisnis bagi para produsen ponsel untuk membeli lisensi patennya. Dan nampaknya (sepertinya) Apple tertarik.
sumber: kompas forum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar